Barcelona Tumbang dari PSG, Bukan Karena Lawan tapi Diri Sendiri

Barcelona Tumbang dari PSG, Bukan Karena Lawan tapi Diri Sendiri
0 0
Read Time:3 Minute, 42 Second

Barcelona Tumbang dari PSG, Bukan Karena Lawan tapi Diri Sendiri

Barcelona kembali harus menelan hasil pahit di ajang Liga Champions musim 2025/2026. Bermain di Estadi Olímpic Lluís Companys, Kamis (2/10/2025) dini hari WIB, tim asuhan Hansi Flick dipaksa menyerah dengan skor 1-2 dari Paris Saint-Germain.

Padahal, laga ini sempat berjalan sesuai harapan Blaugrana. Mereka berhasil unggul lebih dulu melalui gol Ferran Torres di babak pertama. Namun, keunggulan itu tidak bertahan lama karena Senny Mayulu, pemain muda PSG, dengan cepat menyamakan kedudukan.

Ketika pertandingan tampak akan berakhir imbang, malapetaka datang di menit akhir. Sebuah jebakan garis tinggi yang gagal dimanfaatkan dengan baik membuat Goncalo Ramos lolos dan mencetak gol kemenangan untuk PSG.

Kekalahan ini langsung memutus tren positif Barcelona setelah pekan lalu sukses mengalahkan Newcastle United. Lebih dari itu, hasil ini menjadi peringatan serius bahwa Blaugrana masih memiliki kerapuhan besar dalam menghadapi tekanan lawan di Eropa.


Gol Ramos Hasil Kecerobohan, Bukan Kehebatan Lawan

Salah satu pihak yang memberikan sorotan keras adalah Steve McManaman, mantan gelandang Real Madrid yang kini menjadi pundit di TNT Sports. Menurutnya, Barcelona kalah bukan karena PSG terlalu hebat, melainkan karena kesalahan mereka sendiri.

Itu kesalahan sendiri dari Barcelona,” ujar McManaman.
“Kenapa pada menit terakhir waktu normal mereka bermain setinggi garis tengah? Itu membingungkan saya.”

Kritik ini mengarah pada strategi Hansi Flick yang terlalu berani menempatkan garis pertahanan tinggi, bahkan ketika waktu normal hampir usai. Dengan kondisi stamina yang sudah menurun, organisasi permainan Barcelona tampak berantakan. Hal ini memberi ruang bagi PSG untuk memanfaatkan celah.

McManaman menilai keputusan tersebut fatal dan tidak seharusnya dilakukan di level kompetisi setinggi Liga Champions. Menurutnya, itu bukan masalah kehebatan lawan, melainkan kebodohan strategi sendiri.


Mustahil Juara dengan Pola Bermain Seperti Ini

Lebih jauh, McManaman juga menegaskan bahwa Barcelona tidak akan bisa meraih gelar Liga Champions jika masih bermain dengan gaya seperti itu. Kebobolan di detik-detik akhir pertandingan disebutnya sebagai kelemahan mendasar yang harus segera dibenahi.

“Jika mereka tidak memperbaiki ini, mereka tidak akan memenangkan kompetisi ini karena tidak mungkin bermain seperti itu,” tegas McManaman.
“Gol itu terlalu buruk untuk diterima di level mana pun. Begitu telat dalam pertandingan, mereka tetap mengambil risiko. Lihat betapa tingginya posisi mereka dan betapa tidak terorganisirnya.”

Pernyataan ini menjadi tamparan keras bagi Barcelona. Meski memiliki skuad berbakat, kerapuhan mental dan strategi yang ceroboh membuat mereka belum siap untuk bersaing di level tertinggi.


Flick Mengakui PSG Lebih Layak Menang

Berbeda dengan sikap McManaman yang keras, pelatih Barcelona Hansi Flick justru lebih diplomatis dalam menyikapi kekalahan ini. Ia mengakui bahwa PSG tampil lebih baik, lebih bertenaga, dan pantas mendapatkan kemenangan.

Paris memiliki kualitas dan kecepatan yang tinggi. Mereka punya energi segar dan meningkatkan level permainan mereka. Mereka memang pantas menang,” ujar Flick usai pertandingan.

Flick juga tidak ingin mencari alasan dengan menyalahkan jadwal padat. Namun, ia menyinggung bahwa Barcelona telah menjalani banyak pertandingan dalam beberapa pekan terakhir, sehingga kondisi fisik pemain sedikit terpengaruh.

“Kami sudah menjalani banyak pertandingan dalam beberapa minggu terakhir. Pada hari Jumat nanti kami akan duduk bersama untuk membicarakan hal-hal yang harus diperbaiki. Kami semua akan mendiskusikan apa yang bisa dilakukan lebih baik,” lanjutnya.


Analisis: Barcelona Masih Rapuh di Eropa

Kekalahan ini kembali menegaskan bahwa Barcelona masih jauh dari level ideal untuk bersaing di kompetisi Eropa. Meski di kancah domestik mereka cukup konsisten, di Liga Champions kelemahan lini belakang dan strategi berisiko membuat mereka sering kehilangan poin penting.

PSG, di sisi lain, menunjukkan mentalitas juara. Meski sempat tertinggal, mereka mampu bangkit cepat melalui pemain muda seperti Senny Mayulu, sebelum ditutup dengan penyelesaian klinis Goncalo Ramos. Hal ini menunjukkan bahwa PSG lebih siap secara mental maupun fisik dalam menghadapi laga besar.

Bagi Barcelona, kekalahan ini seharusnya menjadi wake-up call. Mereka tidak bisa lagi mengandalkan gaya bermain yang terlalu terbuka tanpa memperhatikan detail organisasi pertahanan. Apalagi, lawan-lawan di Liga Champions memiliki kualitas tinggi yang mampu menghukum setiap kesalahan kecil.


Kesimpulan

Kekalahan Barcelona dari PSG bukan sekadar soal hasil 1-2 di papan skor, melainkan cerminan dari masalah mendasar dalam strategi dan konsentrasi tim. Kritik McManaman yang menilai Barca kalah karena kesalahan sendiri menjadi refleksi penting bahwa Blaugrana masih rapuh.

Sementara PSG semakin menunjukkan kedewasaan dan kualitas mereka untuk bersaing di Eropa. Hansi Flick kini dituntut untuk segera melakukan evaluasi agar Barcelona tidak mengulang kesalahan serupa di laga-laga berikutnya.

Apakah Barcelona bisa bangkit dari kekalahan ini? Waktu akan menjawab, namun yang jelas, Liga Champions bukan tempat bagi tim yang ceroboh. Baca juga, Informasi Lengkap Seputar Liga Champions.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %